Seseorang yang bernama Ed Gein (lengkapnya Edward Gein) yang hidup sekitar taun 1940-an di sebuah peternakan terpencil di Wisconsin, USA, ternyata telah menginspirasikan diciptakannya tokoh Norman Bates, Buffalo Bill dan Leatherface.
Bagaimana bisa? Mari saya ceritakan apa yang Ed Gein lakukan.Ed gein hidup bersama keluarganya. Keluarga Ed mengelola sebuah peternakan yang terpencil. Ed sangat sayang sama ibunya. Padahal ibunya bisa dibilang gila karena selalu merasa khawatir dan terlalu tertutup dengan masalah seksualnya. Karena paranoidnya, ibunya selalu bercerita mengenai betapa jahatnya dunia luar dan dia mulai berkotbah untuk kedua anaknya dengan tujuan supaya keduanya tetap suci. Apalagi sejak ayah Ed meninggal dunia, hanya ibunyalah yang banyak memberi pengaruh kepada kedua anaknya. Suatu hari adik kecil Ed meninggal dunia. Hal ini membuat sepasang ibu-anak ini semakin terikat dan kuat hubungannya, dan ibunya semakin depresi. Oya, saya lupa cerita bahwa Ed adalah anak yang terbelakang. Hal ini menjadikan Ed sangat tergantung kepada ibunya. Hingga suatu hari ibu ed mengalami stroke yang sangat menyiksa dan ed merawat ibunya itu meskipun harus terus menerus mendengarkan makian ibunya yang semakin depresi dan menjadi gila. Tapi setiap tidur, Ed memeluk ibunya dari belakang agar ibu Ed merasa nyaman. Sekali lagi, Ed sangat menyayangi ibunya.
Ed berumur 39 tahun waktu ibunya meninggal dunia. Sejak ibunya meninggal, Ed hidup seorang diri di peternakan keluarganya itu dan mulai menghabiskan waktunya untuk banyak kegiatan. Eelain beternak dan berkebun, Ed sering membaca majalah dan buku mengenai perburuan, anatomi manusia dan nazi. Kegilaan Ed dimulai sejak kematian ibunya. Ed, seorang keterbelakangan mental dan sangat tertutup telah ditinggalkan oleh satu-satunya penolong, ibunya sendiri.
Ed mulai berpikir mengenai transeksual, dengan tujuan agar dia bisa menjadi sosok ibu bagi dirinya sendiri. Hanya itu yang dia butuhkan.
Suatu hari dia membaca di sebuah koran lokal bahwa tak jauh dari makam ibunya, telah dikuburkan juga seorang wanita. Dia memutuskan untuk pergi dan menggali kubur wanita tersebut supaya dia bisa mendapatkan contoh yang sempurna dari anatomi tubuh wanita, bukan hanya dari buku anatomi yang dibacanya saja. Dia meminta bantuan kepada salah satu kawannya yang bernama Gus, yang kebetulan berprofesi sebagai penggali kubur untuk menggali kubur wanita tersebut. untuk beberapa lama, Ed sering mengunjungi kuburan tersebut untuk mendapatkan lebih banyak lagi mayat. kegiatan tersebut biasa ed lakukan dibawah sinar bulan purnama, agar bisa melihat dengan lebih terang (inilah yang dijadikan judul film yang mengisahkan kehidupan Ed Gein, 'In the Light of the Moon' produksi taun 2000).
Kadang dia mengambil seluruh bagian mayatnya, dan tak jarang juga dia hanya mengambil beberapa bagian dan organ saja dari mayat. (lebih jauh lagi dia mengaku telah membongkar 9 makam dari 3 kuburan yang berbeda. Polisi tidak percaya sampai mereka membongkar ulang ke-9 makam tersebut dan melihat sendiri bahwa ke-9 makam itu kosong.)
Kembali ke kisah Ed, rupanya Ed sangat menyukai mayat. Dia benar-benar seorang necropilia sejati. Bagian-bagian tubuh sangat menarik bagi Ed dan dia tidak pernah keberatan untuk menyimpan beberapa di rumahnya, walaupun sudah membusuk sekalipun (saya pernah baca bahwa studi mengenai necropilia dimulai sejak era ed gein!). Dari kesemua tubuh yang ia dapatkan dari kuburan, ia potong kepalanya lalu disusutkan dan dijadikan hiasan Di ujung-ujung ranjangnya. Dia juga membuat tudung lampu meja dari kulit manusia. Ed juga menyimpan kesemua daging di kulkas, tak jarang ia masak untuk dimakannya. Apalagi yang dia bikin? Sebuah mangkok sup terbuat dari tengkorak manusia untuk ia gunakan sendiri. Tidak ada yang tau apakah ed gein berhubungan seksual dengan mayat-mayat yang ida dapatkan, tapi siapa yang tau juga?.
Akhirnya Ed tidak jadi melakukan transeksual.
Tapi dia membuat setelan wanita dan topeng dari kulit manusia, dan dia biasanya mengenakannya untuk berjalan-jalan di halaman peternakannya sambil menari-nari dan berbincang seorang diri seakan-akan berbincang kepada ibunya
(hal ini diketahui dari saksi mata yang menyangka ada perempuan aneh di pekarangan Ed, namun menghiraukannya karena ed adalah orang yang aneh dan saksi mata ini terlalu malas untuk berbincang-bincang dengan Ed).
Suatu hari ia sadar bahwa semua asesoris dan topeng kulitnya tidak lagi bisa dipakai, atau tidak bisa dipakai untuk waktu yang lama. Ed berpikir untuk mencari lagi mayat baru yang memiliki kulit yang sedikit lentur. Itu berarti mayatnya harus sangat baru dan fresh. Tapi tidak ada juga kabar mengenai mayat perempuan baru di pekuburan yang sering ed kunjungi. Akhirnya pada tahun 1954, Ed Gein menembak seorang wanita, Mary Hogan, yang kebetulan memiliki kemiripan dengan ibunya. Mayat Mary dibawa ke peternakannya. 3 tahun kemudian, dia melakukan hal yang sama lagi kepada bernice worden. Dasar sial, polisi mengetahui semua kegiatan Ed Gein dan mendatanginya di peternakan.
Disana polisi bukannya menemukan sebuah rumah mungil di tengah-tengah peternakan, tapi sebuah rumah horor.
Inilah beberapa benda yang polisi temukan: 4 potong hidung, beberapa tulang dan tengkorak dari mayat yang berbeda, 9 topeng kulit yang sudah keras, sebuah jantung di dalam panci diatas kompor, mangkok yang terbuat dari tengkorak manusia, 10 kepala wanita yang semuanya sudah digergaji bagian atasnya, kulit manusia yang dijadikan pelapis pada beberapa kursi, beberapa potong alat kelamin yang digarami di dalam toples, 4 tengkorak manusia di ke-4 ujung ranjangnya, beberapa organ manusia di dalam kulkas, sepasang bibir yang dirangkai dengan benang, dan banyak lagi. di dalam langit-langit sebuah lumbung polisi menemukan tubuh bernice worden yang digantung terbalik, tanpa kepala dan sudah dibelah dari leher sampai ke kelaminnya. ed Gein mungkin telah memutilasi 15 wanita dan menyimpan semua sisa tubuh mereka di rumahnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar